HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP 4 ENREKANG
Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja putri kelas IX SMP 4 Enrekang menunjukkan bahwa 29 responden (51,79%) mengalami anemia. Angka prevalensi yang ada menunjukkan hasil yang cukup tinggi dibandingkan dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Dian (2007) sebesar 47,1% di SMU. Angka prevalensi yang cukup tinggi pada remaja putri perlu mendapatkan perhatian, karena remaja putri berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Almatsier (2009) menyebutkan bahwa anemia memiliki dampak antara lain, mengganggu konsentrasi belajar, menurunkan kapasitas kerja, menurunkan fungsi imun tubuh, dan menurunkan kemampuan mengatur suhu tubuh. Anemia yang tidak ditangani akan berlanjut dan mempengaruhi fungsi reproduktif (Vijayaraghavan, 2004). Hasil uji statistik menggunakan korelasi spearman, didapatkan hasil nilai p 0,902 (nilai p > 0,05), maka Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia remaja putri. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapzah (2012) karena perbedaan responden, waktu dan tempat penelitian. Kejadian anemia pada remaja putri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah asupan makanan yang
1
2
2
12
adekuat (Arisman, 2007). Asupan makanan dapat dinilai dari status gizi. Status gizi adalah hal yang patut diperhatikan oleh responden terkait dengan risiko terjadinya anemia. Status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Akan tetapi adanya permasalahan gizi (gizi kurang maupun lebih) tidak dapat langsung terjadi, akan tetapi bisa terlihat setelah kondisi kekurangan yang cukup lama (Hatriyanti dan Triyanti, 2007). Hal ini yang banyak diabaikan oleh remaja. Pada remaja sendiri banyak yang justru membatasi konsumsi makanan (diet), sehingga akan mempengaruhi status gizi remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endah Retnosari (2011), bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia remaja putri. Karena dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden dalam keadaan status gizi dengan kategori normal. Status gizi dengan kategori normal lebih cenderung terjadi anemia, sedangkan kurus memiliki risiko yang sama. Pengukuran status gizi yang diambil sebagai indikator adalah IMT (Indeks Massa Tubuh). Pada pengukuran IMT, berat badan dan tinggi badan adalah indikator yang harus diukur. Tinggi badan adalah gambaran zat gizi masa lampau, yaitu akumulasi gizi dari masa lahir hingga saat ini. Berat badan adalah zat gizi saat ini yaitu asupan makanan yang dikonsumsi saat ini dan gambaran zat gizi yang paling berpengaruh adalah karbohidrat dan lemak. Sehingga IMT adalah gambaran dari konsumsi karbohidrat, lemak dan sebagian kecil protein dan mineral serta penggunaan energi (Gibson, 2005). IMT adalah perbandingan dari berat badan dan tinggi badan, di dalam kejadian anemia yang paling mempengaruhi adalah berat badan pada remaja putri. Di dalam berat badan adalah gambaran zat gizi masa sekarang yang rentang terhadap perubahan (Gibson, 2005). Berdasarkan BB/U, responden ada yang berada pada persentil 3 yang memiliki gizi kurang dan 4 diantaranya mengalami anemia. Pemeriksaan anemia dilihat dari kadar hemoglobin responden. Hemoglobin terbentuk dari heme dan globin. Globin adalah senyawa protein (Permaesih dan Herman, 2005). Pemeriksaan IMT dilihat dari gizi makro sedangkan pada pemeriksaan anemia dilihat dari zat gizi mikro, sehingga memang terdapat hubungan yang sangat jauh, dikarenakan di dalam berat badan, parameter yang harus dipertimbangkan seperti proporsi lemak, otot, dan tulang (Forber, Gilbert Pada penelitian ini, didapatkan bahwa setengah besar responden memiliki status gizi normal tetapi banyak yang mengalami anemia
Detail Information
| Bagian |
Informasi |
| Pernyataan Tanggungjawab |
Nur Hijrah Tiala |
| Pengarang |
Nur Hijrah Tiala - Personal Name (Pengarang)Aulia Insani Latif - Personal Name (Pengarang) |
| Edisi |
|
| No. Panggil |
610.7 NUR h |
| Subyek |
ANEMIA
|
| Klasifikasi |
610.7 |
| Judul Seri |
|
| GMD |
Turnitin |
| Bahasa |
English |
| Penerbit |
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA |
| Tahun Terbit |
2023 |
| Tempat Terbit |
IIK Pelamonia |
| Deskripsi Fisik |
|
| Info Detil Spesifik |
|
Citation
Nur Hijrah Tiala. (2023).
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP 4 ENREKANG().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
Nur Hijrah Tiala.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP 4 ENREKANG().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA,2023.Turnitin
Nur Hijrah Tiala.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP 4 ENREKANG().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA,2023.Turnitin
Nur Hijrah Tiala.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP 4 ENREKANG().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA,2023.Turnitin