EFEKTIVITAS PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA MAKASSAR
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik dari responden yaitu: usia dan jenis kelamin merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kasus hipertensi. Dalam penelitian ini pengaruh usia ada kaitannya dengan proses penuaan. Proses menua berhubungan dengan berbagai perubahan anatomi dan fisiologi dari sistem kardiovaskuler yang dapat mempengaruhi pengaturan tekanan darah. Hal ini sejalan dengan pendapat Widowati (2014) dalam Nopriani dkk. (2018) yang menyatakan penyakit hipertensi muncul pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi dari jantung yang mengalami penebalan dan kaku pada katup jantung, elastisitas pembuluh darah menjadi menurun, serta kemampuan jantung untuk memompa darah keselurh tubuh menjadi menurun. Hal ini didukung pula oleh penelitian Pakpahan & Putra (2022) yang dilakukan pada 34 responden dimana distribusi usia mayoritas berada pada > 46 tahun. Dalam penelitian ini jenis kelamin mayoritas berada pada kategori perempuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Noviningtyas (2014) dalam Nopriani dkk. (2018) yang menyatakan perempuan mengalami masa menopause dimana masa menopause muncul pada usia mulai dari 45 tahun ke atas. Perempuan yang memasuki masa menopause cenderung akan mengalami peningkatan tekanan darah diakibatkan karena perempuan kehilangan hormon estrogen, dimana fungsi dari hormon estrogen melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Hormon estrogen pada wanita yang belum mengalami menopause dapat berperan dalam meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL). Hal ini didukung pula oleh penelitian Kristiningtyas (2023) yang dilakukan selama ± 1 bulan pada 30 responden dimana distribusi jenis kelamin penderita hipertensi mayoritas berada pada kategori perempuan 18 responden (60%). Adapun hasil lain dalam penelitian ini menyatakan ada perbedaan yang bermakna tekanan darah dari sistol dan diastol dimana: untuk sistol sebelum dan sesudah diberikan intervensi rendam kaki air hangat diperoleh beda rata- rata pre-test 146.13 & post-test 136.13 sementara untuk diastol sebelum dan sesudah diberikan intervensi rendam kaki air hangat dimana diperoleh beda rata-rata pre-test 85.87 & post-test 77.07. Analisis menunjukkan perbedaan rata-rata dari nilai sistol dan diastol pre dan post dengan p value 0.01 sehingga
18
nilai p value < 0,05 maka rendam kaki air hangat efektif terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harnani dan Axmalia (2017) tentang “Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia” diperoleh nilai mean tekanan darah sistol pre 183.00 dan post 147.00 sementara diastol pre 96.50 dan post 74.00 dengan hasil uji statistic p value sistol dan diastol yaitu < 0,001. Biahimo et al. (2020) tentang “Perubahan Tekanan Darah Lansia Hipertensi Melalui Terapi Rendam Kaki Air Hangat” yang dilakukan 2 x seminggu selama 2 minggu terhadap 18 responden menunjukan bahwa, ada pengaruh pemberian rendam air hangat terhadap penurununan tekanan darah dengan hasil uji statistic p value sistol dan diastol yaitu < 0,001. Ambarwati et al. (2020) menyatakan bahwa, rendam air hangat merupakan salah satu jenis terapi alamiah yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot otot, menghilangkan stress, nyeri otot, meringankan rasa sakit, meningkatkan permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan pada tubuh sehingga sangat bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah hipertensi. Hal serupa dipertegas oleh Kristiningtyas (2023) menyatakan bahwa, penurunan tekanan darah yang terjadi setelah dilakukan terapi rendam kaki air hangat, karena efek rendam kaki menggunakan air hangat menghasilkan energi kalor yang bersifat mendilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah juga merangsang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf parasimpatis sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah. Menurut asumsi peneliti, prinsip kerja dari intervensi ini yaitu dengan cara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh penderita hipertensi sehingga akan menyebabkan dilatasi dari pembuluh darah serta dapat mengurangi ketegangan pada otot. Selain fakta air hangat dapat meningkatkan sirkulasi darah, air juga memiliki efek menenangkan tubuh dimana panas yang ditransfer dari air hangat ke tubuh dapat mengurangi ketegangan otot yang dapat merangsang pelepasan hormon endorfin dalam tubuh dan menekan hormon adrenalin sehingga terjadi relaksasi
Detail Information
| Bagian |
Informasi |
| Pernyataan Tanggungjawab |
Jenita Laurensia Saranga’ |
| Pengarang |
Jenita Laurensia Saranga’ - Personal Name (Pengarang)Zaenal Basri - Personal Name (Pengarang) |
| Edisi |
|
| No. Panggil |
610.7 JEN e |
| Subyek |
Hipertensi Penurunan Tekanan Darah
|
| Klasifikasi |
610.7 |
| Judul Seri |
|
| GMD |
Turnitin |
| Bahasa |
English |
| Penerbit |
INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA |
| Tahun Terbit |
2023 |
| Tempat Terbit |
IIK Pelamonia |
| Deskripsi Fisik |
|
| Info Detil Spesifik |
|
Citation
Jenita Laurensia Saranga’. (2023).
EFEKTIVITAS PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA MAKASSAR().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
Jenita Laurensia Saranga’.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA MAKASSAR().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA,2023.Turnitin
Jenita Laurensia Saranga’.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA MAKASSAR().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA,2023.Turnitin
Jenita Laurensia Saranga’.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA MAKASSAR().IIK Pelamonia:INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA,2023.Turnitin